KEPUTUSAN MESYUARAT JAWATANKUASA FATWA NEGERI PERLIS KALI KE - 48 / 2020 4-15 September 2020 / 26-27 Safar 1442 Lake Tasoh Resort, Perlis Bil 1/48 Tahun 2020
Hukum Keterlibatan Muslim Dalam Penghantaran Barangan Tidak Halal Kepada Bukan Muslim
- Bekerja sebagai jasa pengiriman barang, seperti pengantar makanan atau pengemudi taksi, adalah pekerjaan yang diperbolehkan selama tidak dikhususkan untuk kegiatan haram, seperti mengedarkan narkoba atau mengemudi untuk kegiatan kriminal.
- Seseorang yang bekerja sebagai pengirim barang atau pengemudi kendaraan, yang sifat pekerjaannya umum dan tidak bertujuan jahat, maka pendapatannya adalah halal.
- Tidak menjadi kewajiban bagi pekerja pengiriman barang untuk mengetahui secara detail kandungan barang yang diantarnya, halal atau tidak halal menurut Hukum Islam. Cukup baginya mengetahui bahwa barang yang diantar tidak melanggar hukum pemerintah demi keselamatan dirinya. Ini karena Hukum Islam tidak memerintahkan seseorang untuk memeriksa barang orang lain dan bukan tugas pekerja tersebut untuk memeriksa kehalalan barang bawaannya.
- Namun, jika secara jelas tugasnya khusus untuk mengantar barang-barang haram seperti minuman beralkohol, daging babi, dan sejenisnya kepada non-Muslim, maka hal tersebut diharamkan menurut Hukum Islam bagi mayoritas ulama. Sementara menurut Mazhab Hanafi, hal tersebut diperbolehkan jika bahan-bahan yang tidak halal tersebut memang ditujukan untuk non-Muslim dan pekerja Muslim tersebut tidak secara langsung memproduksi bahan-bahan tersebut, melainkan hanya sekedar mengantar. Pendapat mayoritas ulama lebih tepat untuk dipegang, kecuali jika seseorang berada dalam kesulitan yang sangat besar untuk mendapatkan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kondisi tersebut, ia boleh mengikuti pendapat Mazhab Hanafi tersebut. Namun, pada saat yang sama, ia harus berusaha mencari pekerjaan lain.
- Adapun jika terdapat barang sampingan yang tidak halal (tabi'), padahal itu bukan tugas utama, maka hal itu dimaafkan. Misalnya, jika ia membawa penumpang taksi non-Muslim yang membawa minuman beralkohol. Maka, hal ini dimaafkan karena tugas utamanya adalah membawa penumpang, bukan membawa minuman beralkohol. Minuman beralkohol tersebut hanyalah barang sampingan yang mengikuti barang utama. Ini berdasarkan kaedah:
يغتفر في التوابع ما لا يغتفر في غيرها
Artinya: Dimaafkan pada perkara-perkara ikutan sampingan apa yang tidak dimaafkan pada selainnya.
- Demikian juga jika ia bertugas membawa truk barang berbagai macam, seperti barang pindahan rumah, yang di dalamnya secara tidak sengaja terdapat barang-barang yang tidak halal menurut Hukum Islam, seperti makanan yang tidak halal, maka hal itu dimaafkan. Ini karena pendapatan utamanya berasal dari mengangkut barang pindahan rumah yang secara ظاهر (zahir, terlihat) halal, sedangkan barang-barang yang tidak halal tersebut hanyalah barang sampingan saja.
- Begitu juga jika ia bertugas mengantar makanan. Jika makanan itu pada asalnya adalah halal seperti nasi, mi, atau sejenisnya, maka hukumnya boleh untuk diantar. Jika terdapat bahan atau kandungan sampingan yang tidak halal, maka hukumnya adalah seperti hukum barang sampingan ikutan (tabi') tadi, yaitu dimaafkan. Selama bahan-bahan yang tidak halal tersebut bukan menjadi komponen utama atau tidak dinyatakan secara jelas, maka hukumnya kembali kepada asal bahan tersebut, yaitu diperbolehkan. Contohnya, mengantar kue yang di dalamnya terdapat bahan yang tidak halal tetapi tidak disebutkan, maka hal ini diperbolehkan.
- Namun, jika secara jelas diketahui oleh pengirim Muslim bahwa sesama Muslim lainnya terlibat dengan barang-barang yang tidak halal seperti minuman beralkohol atau daging babi, maka menjadi tanggung jawabnya sebagai Muslim untuk menasihati mengenai hal tersebut.
---------------------- TEKS FATWA ASLI DI BAWAH INI:
KEPUTUSAN MESYUARAT
JAWATANKUASA FATWA NEGERI PERLIS KALI KE - 48 / 2020
14-15 September 2020 / 26-27 Safar 1442
Lake Tasoh Resort, Perlis
Bil 1/48 Tahun 2020
HUKUM KETERLIBATAN MUSLIM DALAM PENGHANTARAN BARANGAN TIDAK HALAL KEPADA BUKAN MUSLIM
- Pekerjaan menghantar barang seperti penghantar makanan atau penumpang seperti pemandu teksi adalah pekerjaan yang harus selagi ia tidak dikhususkan untuk kegiatan haram seperti mengedar dadah atau memandu untuk kegiatan jenayah. Seseorang yang bekerja sebagai penghantar barang, atau pemandu kenderaan yang sifat pekerjaannya itu umum dan tidak bertujuan jahat, maka hasil pendapatannya adalah halal.
- Adalah tidak menjadi kewajipan kepada pekerja penghantar barang untuk mengetahui secara terperinci kandungan barang yang beliau hantarkan sama ada halal ataupun haram dari segi hukum syarak. Memadai untuk dia mengetahui bahawa apa yang beliau hantar itu tidak menyanggahi undang-undang pemerintah demi keselamatan dirinya. Ini kerana syarak tidak menyuruh seseorang mengintip barangan orang lain dan bukan tugasan pekerja berkenaan membuat pemeriksaan dari segi hukum syarak tentang barangan yang dia bawa.
- Adapun jika zahir secara jelas tugasannya khas untuk membawa barang-barang yang haram seperti arak, khinzir dan seumpamanya kepada bukan muslim, maka itu adalah diharamkan dari segi syarak di sisi majoriti ulama. Adapun di sisi Mazhab Hanafi, ia dibolehkan sekiranya bahan-bahan haram dari segi syarak itu untuk bukan muslim dan petugas muslim tersebut bukan secara langsung menghasilkan bahan-bahan tersebut, tetapi sekadar menghantar sahaja. Pendapat majoriti ulama itu lebih wajar dipegang melainkan jika seseorang dalam keadaan yang amat sukar memperolehi pekerjaan untuk menampung hidupnya, maka dia boleh mengamalkan pendapat Mazhab Hanafi tersebut. Dalam masa yang sama hendaklah dia berusaha mendapatkan pekerjaan yang lain.
- Adapun jika terdapat barangan sampingan ikutan (tabi’) yang haram, padahal itu bukan asal tugasan, maka hal itu dimaafkan. Ini seperti jika dia membawa penumpang teksi bukan muslim yang membawa bersamanya arak. Maka, hal ini dimaafkan kerana tugasan asalnya membawa penumpang, bukan membawa arak. Arak tersebut hanyalah sampingan ikutan atas yang asal sahaja. Ini berdasarkan kaedah :
يغتفر في التوابع ما لا يغتفر في غيرها
Maksudnya: “Dimaafkan pada perkara-perkara ikutan sampingan apa yang tidak maafkan pada selainnya”.
- Demikian juga jika dia bertugas membawa lori barangan pelbagai seperti barangan pindah rumah yang terkandung secara sampingan di dalamnya barang-barang yang haram dari segi syarak seperti makanan yang haram, maka hal itu dimaafkan, kerana upah asalnya ia membawa barang-barang rumah yang zahirnya harus, adapun barang-barang haram adalah ikutan sampingan sahaja.
- Begitu juga jika dia bertugas menghantar makanan. Jika makanan itu pada asalnya adalah harus seperti nasi, mee atau seumpamanya maka hukumnya harus untuk dia menghantarnya. Jika terdapat bahan atau kandungan sampingan yang haram, maka hukumnya adalah seperti hukum barangan sampingan ikutan (tabi’) tadi, ia dimaafkan. Selagi bahan-bahan haram itu tidak menjadi nama utama atau tidak dizahirkan secara jelas maka hukumnya kembali kepada asal bahan tersebut iaitu dibolehkan. Ini seperti menghantar kek yang ada di dalamnya bahan yang tidak halal tetapi tidak dinyatakan, maka ini diharuskan.
- Namun, jika zahir pada seorang penghantar muslim bahawa saudara muslimnya yang lain terbabit dengan barangan yang haram seperti arak atau khinzir, maka menjadi tanggungjawabnya sebagai muslim menasihati mengenai hal tersebut.
- TAMAT –
Persetujuan Ahli Jawatankuasa Fatwa Negeri Perlis :
- S.S Prof Madya Dato’ Arif Perkasa Dr Mohd Asri Bin Zainul Abidin - Mufti Negeri Perlis
- Sahibul Fadhilah Dato’ Kaya Bakti Dr. Mohd. Radzi bin Haji Othman
- Sahibul Fadhilah Dato’ Dr. Johari Bin Mat
- Sahibul Fadhilah Profesor Dr. Basri bin Ibrahim
- Sahibul Fadhilah Prof Madya Dr. Muhamad Rozaimi bin Ramle
- Sahibul Fadhilah Dr. Hj Zaharuddin Bin Hj Abdul Rahman
- Sahibul Fadhilah Prof. Madya Dr. Azman Bin Mohd Noor
- Sahibul Fadhilah Prof Madya Dr. Mohd Akram Bin Dato’ Dahaman @ Dahlan
- Sahibul Fadhilah Dr. Kamilin Jamilin @ Ahmad Kamil Jamilin
- Sahibul Fadhilah Dr Ahmad Sufian Bin Che Abdullah
- Sahibul Fadhilah Ustaz Syed Abu Bakar Bin Syed Kamal Bharin
- Ustaz Muhammad Khidhir Bin Abdul Ghani
Diperakukan dalam Mesyuarat Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis Bil 4/2020 pada 9 November 2020
https://muftiperlis.gov.my/index.php/himpunan-fatwa-negeri/413-hukum-keterlibatan-muslim-dalam-penghantaran-barangan-tidak-halal-kepada-bukan-muslim-2